Langsung ke konten utama

One DHCP can Ruin Your Configuration

Beberapa waktu lalu disuruh benerin jaringan sekolah, lebih tepatnya MAN 3 Jember. SMA ini merupakan sekolah dimana ane sekolah dulu. Dengan kata lain, ane adalah alumni. Nggak ada salahnya ‘kan untuk ditolongin? Itung-itung dedikasi untuk tempat yang dulunya ngasih saya ilmu (yang semoga bermanfaat).


Jadi ceritanya gini, salah satu temen ane kebetulan ada yang jadi guru disana (dan juga alumni). Dia minta bantuan ane untuk benerin jaringan yang beberapa hari ini gangguan. Bukan dari ISP, melainkan disisi konfigurasi jaringannya. Sudah beberapa kali, SMA ane ganti paket dengan provider yang sama. Paketnya milih paket yang IP statis, jadi untuk konfigurasinya harus merubah IP di sisi WAN. Nah masalahnya, dulunya pembuatan infrastruktur, konfigurasi dan lain semacamnya diserahkan kepada CV (nggak tau apa namanya).

Nah, pihak SMA cuman dikasih userid sama password dengan level view saja sama si CV. CV-nya pun ajaib bak avatar (ketika orang lain membutuhkannya, dia menghilang). Oh ya perlu diketahui, router yang dipake adalah ROS MikroTik 5.26 x86. Yakin nih, pasti hasil bajak. Soalnya, yang crackable dan bisa diinstall langsung/DOM cuman versi 5.26 (pengen tau caranya? Klik DISINI). CV-nya ngirit beud ya?

Kalo cuman dikasih view aja, terus gimana cara ganti IP-nya -_- (ampun deh). Akhirnya, ane sama temen pasang ulang MikroTik-nya dengan versi 6.7 via VMWare (tutorial menyusul). Dua-duanya merupakan software bajakan, hahaha. Konfigurasinya juga nggak ribet-ribet amat. Cuman internet gateway + QoS + Tunnel.

Setelah konfigurasi selesai, langsung ane tes pake HP. Pengujian konfigurasi menggunakan Access point dengan radio Ubiquiti Nanostation 2. Nah, ada cerita agak ngeselin yang terjadi waktu pengujian. Disambungin satu kali, masih bisa dapet IP, bisa internetan. Sambungin kedua kalinya masih bisa dapet IP, bisa internetan. Sambungin ketiga kalinya, dapet IP tapi nggak bisa internetan. Lha kok bisa? Usut punya usut, ada IP nyasar bersarang di HP temen ane. Pertanyaannya adalah, kenapa bisa? Ane setting IP 10.10.2.0/24 untuk koneksi wireless, dan dapet IP 192.168.1.254.

Ane langsung ngeduga, pasti ulah DHCP server yang aktif di salah satu access point dan ngasal broadcast-in IP sembarangan. Jadi, apa itu DHCP?

Sepintas mengenai DHCP
Sesuai namanya, DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) merupakan standart protokol dengan arsitektur client-server yang digunakan untuk mendistribusikan parameter-parameter dari konfigurasi jaringan, misalkan IP address, DNS server atau gateway gateway. Keuntungan utama dari protokol ini, apabila ada sebuah jaringan yang mempunyai banyak host, pengguna atau sysadmin tidak perlu mengkonfigurasikan jaringan secara manual.

Karena arsitekturnya client-server, maka salah satu host bertidak sebagai client yang meminta konfigurasi IP sedangkan host lain bertindak sebagai server dan menawarkan/memberikan konfigurasi IP. Dengan kata lain, service DHCP yang ada pada client (UDP 68) maupun server (UDP 67) harus berjalan secara bersamaan agar protokol ini dapat bekerja sebagaimana mestinya. DHCP menggunakan protokol BOOTP sebagai transport protocol.

Ada 4 tahap agar DHCP dapat berfungsi dengan baik antaralain:
- Discovery
- Offer
- Request
- Acknowledgement
Keempat fase ini sering disingkat menjadi DORA (bukan the explorer)

Dibawah ini adalah gambar fase DHCP



  1. DHCP Discover
    Client akan mengirimkan pesan DHCPDICOVERY dengan dst.addr 255.255.255.255 atau alamt broadcast subnet tertentu.
  2. DHCP Offer
    Server yang menerima DHCPDISCOVERY dari client akan memperhitungkan apakah masih ada IP yang tersedia pada pool-nya. Apabila tersedia, maka server akan menjawab menjawab pesan tersebut dengan DHCPOFFER. DHCPOFFER berisi MAC dari client, IP address yang ditawarkan oleh server, subnet mask, durasi, dan IP address dari DHCP server.
  3. DHCP Request
    Sebagai balasan dari DHCPOFFER, client akan mengirimkan request menggunakan pesan broadcast (untuk beberapa kasus berbentuk unicast) untuk meminta alamat yang ditawarkan. Poin terpenting dari ini adalah, satu klien bisa menerima DHCPOFFER dari banyak server, namun hanya menyetujui satu saja. Pada broadcast request client terdapat sebuah pesan yang disebut “server identification” yang menyatakan server mana yang dipilih client untuk digunakan. Sehingga, server lain yang telah menawarkan IP ada client akan menarik IP tersebut kembali pada pool-nya.
  4. DHCP Acknoledgement
    Ini merupakan tahap terakhir dari proses negoisasi DHCP. Pada tahap ini, server menjawab permintaan DHCPREQUEST dari client dengan konfigurasi jaringan yang telah ditentukan seperti IP address, leases time, Default gateway dan lainnya. Pada tahap ini, pengkonfigurasian IP telah selesai. 


Lanjut Cerita
Kalo di perangkat Ubnt kayaknya nggak mungkin, karena radio dengan mode bridged access point jarang sekali mengaktifkan DHCP server (atau bahkan nggak ada). Tapi nggak apa-apa deh, keliling sekolah ngecek satu-satu radionya sekalian nostalgia liatin bangunan SMA dulu.

Pas dicek, ada beberapa radio yang perlu “diperbaiki”. Bukan untuk menonaktifkan DHCP, tapi mengoreksi konfigurasi punya si CV (mengkoreksi lho ya. Berarti settingnya nggak sepenuhnya salah). Ane pikir kayaknya nggak rugi ngecek satu-satu radionya. Selain untuk memastikan DHCP, ane juga me-rename SSID seluruh AP menjadi nama yang sama. Sehingga user autoconnect ke AP yang paling dekat. Tak lupa ane ganti channel dan channel width biar nggak overlap.

Dan akhirnya ketemu juga pelakunya. Ternyata ada sebuah router wireless yang diletakkan agak tersembunyi. Routernya masih konfigurasi default. Jadi ya, DHCP server-nya pasti aktif.

Itulah sepintas pengalaman mengenai DHCP. Semoga tidak menimpa anda.



_______________
reference:
Dynamic Host Configuration Protocol. (2017, July 13). In Wikipedia, The Free Encyclopedia. Retrieved 00:28, July 16, 2017, from https://en.wikipedia.org/w/index.php?title=Dynamic_Host_Configuration_Protocol&oldid=790423356

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hubungan Manis antara Conan Edogawa dan Haibara Ai.

( Hubungan Manis antara Conan Edogawa dan Haibara Ai)  Halo para Conaners, tahu kenyataan unik nggak. Ternyata Haibara Ai tuh demen lho sama Conan Edogawa. Tapi dia berusaha menyembunyikannya lantaran dia udah tau kalo Conan (Shinichi) tuh suka dan cinta sama Ran. Haibara yang kita ketahui mempunyai kepribadian dingin ini, tak gampang putus asa nih buat nunjukin kegigihannya untuk mendapatkan perhatian dari Conan. Yuk kita lihat, usaha apa saja yang dilakukan Haibara untuk menaklukan Conan :

Live Streaming ke Banyak Media Sosial

Beberapa dekade terakhir, banyak sekali para gamer yang "nyambi" cari uang dengan melakukan live stream di media sosial terutama Facebook. Sebenarnya saya juga mulai kesel karena para fans live streamer sering membagikan live streaming-nya ke grup Facebook. Sehingga grup Facebook yang awalnya diperuntukkan sebagai media diskusi malah jadi ajang pencarian views. Spam dan annoying banget.

Instalasi FreeRADIUS ft. daloRADIUS | [UPDATE - Study case pada Debian Buster]

NOTE: Artikel ini telah mengalami perubahan. Sebelumnya, versi sistem operasi yang saya gunakan adalah Debian Wheezy. Dengan menggunakan Debian Buster beberapa versi package  juga ikut berubah. Update package akan saya beri warna font merah Remote Authentication Dial-In User Service atau sering disebut dengan RADIUS adalah sebuah protokol jaringan yang melayani administrasi pengguna dalam penggunaan jaringan secara terpusat. Aspek pelayanan yang diberikan meliputi  Authetication, Authorization dan Accounting  yang kemudian disingkat AAA atau triple A . RADIUS akan sangat dibutuhkan oleh provider skala besar, misalkan  Internet Service Provider (ISP) . Untuk platform MikroTik, RADIUS sering dikenal dengan userman ( user manager ) karena tugasnya memang manajemen pengguna.