Merupakan sebuah pengalaman terbaik bagi saya, bisa turut berkontribusi dalam acara tahunan lomba sekaligus workshop Indonesia Cyber Army (ICA) di Makassar. Setelah tahun sebelumnya gagal untuk berangkat lantaran kendala biaya yang tidak turun. Lebih detailnya mengenai kegagalan kami sebagai tim untuk ikut serta ICA dan bagaimana RSAC terbentuk, silahkan mengunjungi link berikut (
Klik Me). Sedangkan untuk mengetahui apa itu ICA, klik link
INI
Setelah mengalami masa suram,di-php-in kampus, akhirnya bisa juga berangkat ke Makassar mengikuti lomba ICA 2014. Saat itu, rute keberangkatan dari Jember (kampus) - Bandara Juanda - Bandara Sultan Hasanudin - Universitas Dipanegara Makassar.
Saat malam keberangkatan, beberapa saat kami mendapatkan briefing dari pembina untuk mempersiapkan segala kebutuhan. Mulai dari kebutuhan umum sampai kebutuhan untuk lomba. Jam satu dini hari, kami berangkat menuju Juanda, diantarkan oleh mobil yang disewa sebelumnya. Perlu saya akui, karena yang nyupir masih muda, ya gitulah, Kenceeeeeng banget. Sampai saya kebentur atap mobil lantaran mobil menghantam pita jalan.
Well, akhirnya kami touchdown di Bandara Juanda sekitar pukul 04:15. Dan perlu saya akui, saya baru pertama kalinya pergi ke Juanda dan tau mengenai satu kenyataan, bahwa Juanda terbagi menjadi 2 bandara, yaitu Penerbangan Domestik dan Internasional (Haha... saking 'ndeso nya). Sebelum menuju bandara, kami singgah terlebih dahulu di masjid bandara. Memang keberangkatan kami masih lumayan lama. Sekitar 3 jam lagi dari keberangkatan.
Jam 5 tepat, kami menuju portal masuk Bandara. Begitu masuk, wih.. keren. Bisa kelihatan, bagaimana wajah 'ndeso saya keliatan. Kami menunggu sekitar 2 jam untuk check-in serta menimbang barang bawaan untuk selanjutnya menunggu keberangkatan.
Yaa.. jam 7. kami masuk dalam pesawat. Jujur sih, saya orangnya itu achropobhia (takut terhadap ketinggian) dan boleh dibilang, saya itu orangnya takut ketinggian. Pesawat mulai take-off dan saya masih tetap saja was-was. Awalnya memang bikin takut, karena saya merasa badan saya tinggi. Apalagi ditambah guncangan-guncangan yang bikin seolah saya mau dijatuhkan. Namun, setelah pesawat sampai di ketinggian dan stabil, perasaan takut pun hilang. Bahkan saya berani menoleh ke arah jendela untuk melihat pemandangan dari atas. Kalo menurut saya, lebih seperti menonton televisi sih. Saya bersyukur, ketakutan saya bukan tergolong akut.
1 jam 30 menit di atas awan, akhirnya saya bisa juga mendarat di Bandar Udara Sultan Hasanudin. Oke, beberapa menit selfie/groufie bareng tim, dosen pembimbing dan pendamping. Dari sini, saya bener-bener merasa awesome. Oh, ternyata begini ya enaknya kalo ikut event yang di modalin sama kampus - skip.
Misi selanjutnya yaitu menunggu jemputan dari panitia. Nah, kalo yang ini agak membosankan juga sih, soalnya nunggunya lumayan lama, panas lagi. Padahal, pas di pesawat tadi berharap kalo udah turun langsung disambut dengan karpet merah, seperti orang penting yang ditunggu kedatangannya (yah, pada akhirnya itu cuman mimpi :v ). Beberapa menit kemudian (60 menit lebih), sebuah mobil mendekat. Sebelumnya, pembimbing kami memang sudah menghubungi pihak ICA dan mengatakan deskripsi tentang kami, agar nanti tidak salah orang. Dalam hati saya pun berkata, "Alhamdulillah, akhirnyaaa dateng juga". Dan yang paling penting, kebosanan yang seolah mencekik akan membunuh, terobati karena yang memjemput waktu itu adalah mbak-mbak yang super cantik, imut, cute nan kawaii yang kalo dilihat-lihat mirip Ayu tingting. Mbak yang waktu itu lupa kami tanyakan namanya, menjemput kami menggunakan mobil avanza. Sebelumnya kami salah menduga, bahwa yang menjemput kami nantinya adalah minibus atau bahkan kendaraan umum.
"Peserta Indonesian Cyber Army?" "Iyaa!!!" jawabnya serentak. Haha, mungkin karena terpesona kali ya atau mungkin merasa lega karena udah dijemput. Kami dipersilahkan masuk dan meluncur ke tempat "penginapan". Di dalam mobil, kami sempat berbincang-bincang dengan mbak yang menjemput tadi. Dari perbincangan tersebut, saya mengetahui bahwa beberapa info:
1. Dia orang Makassar
2. Dia adalah adik dari salah satu panitia ICA (nggak tau panitia lokal atau penyelenggara)
3. Angkot disana namanya bukan lin (sebutan angkot Jember) melainkan Pete-pete
4. Disana ada istilah, "2 yang bisa tau, kapan supir angkot belok. Kalo nggak Tuhan, ya supir itu sendiri"
5. Makanan khas Makassar adalah, Cotto (Bukan soto lho ya) dan Mi titi.
Setelah beberapa lama berbincang, akhirnya sampek juga. Walaupun sama ngobrol, tapi tetep aja nyampeknya berasa lama banget. Kita dibawa ke penginapan yang, yah bisa dibilang lumayan (untuk standart orang kampungan seperti saya). BLKI (Balai Latihan Kerja Industri) Makassar adalah tempat dimana kami singgah untuk 2 hari 2 malam kami. 3 tempat tidur 2 tingkat serta kamar mandi yang bersih dan air yang lancar sudah bisa dikatakan cukup.
Untuk saat ini, saya cukupkan dulu ya ceritanya. Disambung lagi dilain waktu (:
Untuk foto-foto, ntar ditaro di sesi galeri aja ^^
(to be continued)